KataBijak Buddha Tentang Kematian. Ketawa Berasama Cerita lucu situs humor Indonesia berisi gambar Orang Lucu Dan Kocak, sms lucu, teka-teki lucu, jokes ngakak dan ketawa-ketiwi, gurauan jenaka, guyonan, dagelan, diupdate setiap hari, hiburan dewasa bikin tertawa. Hiburan bisa datang dari mana aja. Bisa dari video, kata kata, sampai kumpulan gambar Orang Lucu Dan Kocak Katamutiara islami tentang kematian. Jangan sampai terlambat. Death To most seems like it's far, far away. But the day that it arrives will be too late to do what we can do today. Sebagian besar orang menganggap kematian masih jauh, jauh sekali. Namun ketahuilah.. saat hari itu tiba, maka sudah terlambat untuk melakukan apa yang bisa kita Liputan6com, Jakarta Kata-kata bijak Islam tentang kehidupan dan kematian menggambarkan bagaimana seharusnya manusia menyikapi setiap cobaan yang datang. Menerima, berupaya, bersyukur, dan memahami duka tidak selalu tentang terluka. Islam memandang kehidupan dan kematian sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan. Dalam untaian kata-kata bijak Islam tentang kehidupan dan kematian, dapat Vay Tiền Nhanh. Kematian adalah hal yang pasti akan di alami oleh semua makhluk hidup, entah itu tumbuhan, hewan dan juga manusia. Tetapi, bedanya hewan dan tumbuhan tidak memaknai apapun dari sebuah kematian. Mungkin mereka hanya menerima hal itu sebagai bagian dari sistem kehidupan. Sementara kita sejak dulu kala hingga saat ini mengartikan kematian dengan begitu banyak persepsi. Ya, pikiran manusia dan segala imajinasinya tentang kematian sangatlah liar, namun hal itu pula yang membuat kita memiliki keunikan tersendiri di alam semesta ini. Orang-orang sejak masa lampau memang kerap bertanya darimana kita berasal dan kemana lagi kita setelah hidup di dunia ini? Semua hasil pemikiran mereka kini telah di catat dan dibukukan sehingga kita bisa mengetahui bagaimana sudut pandang banyak orang mengenai kematian. Agar lebih sederhana, berikut ini adalah 30 quotes tentang kematian yang akan membuka pikiran kita! 1. “Takut akan kematian itu konyol. Karena selama kamu tidak mati berarti kamu hidup dan setelah kamu mati tidak ada lagi hal yang perlu dikhawatirkan” – Pramahansa Yogananda Perlukah kita takut mati? sebab dalam hidup ini banyak hal yang perlu kita pikirkan dan banyak hal yang membuat kita takut dalam hidup. Setelah kita mati, tidak ada lagi yang kita takutkan. Mengapa saat hidup kita harus takut pada kematian? 2. “Setiap orang harus menjalani dua hal sendirian. Dia harus menjalani kepercayaannya sendiri dan dia harus menjalani kematiannya sendirian.” – Martin Luther Kita memang suka bersosial dan menjalin hubungan dengan sesama, sebab hal itu membuat kita merasa lebih hidup. Tetapi pada dasarnya kita juga makhluk individu yang memiliki keunikan masing-masing. Tubuhmu, pikiranmu dan perasaanmu adalah milikmu seutuhnya. Maka jalani saja apa yang kamu yakini, sebab jika kematian datang hanya kau sendiri yang akan mati.” 3. “Tidak ada hal yang bisa membantu anda memahami keindahan hidup yang berlalu begitu cepat kecuali kematian” Hidup ini berlalu begitu cepat dan kadang ada hal-hal yang tidak mampu kita pahami selama hidup. Maka untuk memahami semua keindahan hidup ini kita membutuhkan kematian. Sebab dalam kematian kita akan kekal. 4. “Aku tidak takut mati. Aku telah mengalami kematian selama miliaran dan miliaran tahun lamanya sebelum hidup di dunia, dan tidak pernah mengalami ketidaknyamanan darinya” – Mark Twain Mengapa banyak orang takut akan kematian? Sementara sebelum hidup di dunia ini kita juga sudah mengalami kematian selama miliaran tahun bahkan mungkin miliaran abad, tetapi selama itu juga keamtian tidak menjadi masalah bagi kita. Banyak dari kita meyakini bahwa bumi ini hanyalah tempat persinggahan. Tetapi kita tidak mempersiapkan diri untuk menyambut saat kematian menjemput. Jika kita benar-benar yakin bahwa rumah kita bukan di bumi, mengapa kita tidak menyiapkan bekal untuk berangkat pulang? 6. “Bagi pikiran yang terorganisasi dengan baik, kematian hanyalah petualangan besar berikutnya” – Rowling Kita dilahirkan ke dunia ini untuk melakukan petualangan besar. Mengalami begitu banyak hal dan perjuangan. Seharusnya kita juga berpikir bahwa kematian tidak jauh beda dengan hidup. Disana kita akan melakukan petualangan besar yang lebih hebat. 7. “Cinta itu universal dan transenden. Karena orang-orang yang mati pun masih bisa merasakan indahnya dicintai dan mencintai” Kita sering keliru mengartikan bahwa cinta berarti rasa ingin memiliki. Cinta itu sangatlah luas dan tidak terikat oleh keinginan apapun. Sebab cinta lebih luas dari dunia ini, ia bisa menghubungkan dua orang dalam dua dimensi yang berbeda. 8. “Ketika seseorang yang kita cintai meninggal, kita menyadari bahwa hidup ini sementara. Ketika seseorang kita cintai sedang berbahagia, kita seakan ingin hidup selamanya.” Hidup kerap mempertemukan kita dengan cinta. Membuat kita jatuh cinta pada sesuatu atau seseorang yang dimana juga mengubah sudut pandang kita dalam menilai kehidupan tergantung keadaan orang yang kita cintai. 9. “Terserah engkau menghadapinya dengan ketakutan atau penerimaan. Tetapi kematian tidak memandang kesiapanmu, sebab itulah ketetapan.” Kita perlu memahami apa artinya ketetapan. Bahwa segala sesuatu yang sudah di tetapkan Sang Pencipta akan tetap berjalan sebagaimana adanya. Layaknya kematian, ia tidak peduli apakah kita siap atau tidak, jika waktunya tiba maka tibalah ia. 10. “Hidup ini adalah perjuangan mengatasi kesedihan dan penderitaan. Itulah mengapa mereka berkata “Istirahatlah dengan damai” Setiap orang memiliki pemahaman yang berbeda-beda dalam memandang hidup, tetapi pada dasarnya tidak ada satu orang pun yang tidak berjuang mengatasi penderitaan dalam hidupnya untuk mencapai kebahagiaan. Dengan kata lain, setiap kita sedang berjuang begitu keras dengan dirinya masing-masing. Itulah mengapa setiap kematian datang kita mengucapkan “Istirahatlah dengan damai”. Sebab ia telah berjuang keras selama hidupnya. Kematian adalah paradoks. Ya, hidup dan mati seperti dua sisi yang saling berhadapan. Saat kita mencoba memahami kehidupan, hidup menghantarkan kita pada kematian. Saat kita mencari tahu arti kematian, kita malah menemukan arti kehidupan. Ego seperti bayangan hitam yang mengelilingi seluruh tubuh kita, membuat cahaya dalam diri kita tidak terpancar keluar. Sejatinya kita hanyalah cahaya murni tanpa ada campuran lain, namun ia tertutupi oleh ego. Maka sesekali keluarlah dari egomu dan hubungkan diri dengan kekuatan yang lebih besar, Sang Pencipta. Setelahnya kita akan mengerti bahwa kematian adalah kehidupan yang kekal. 13. “Karena hidup dan mati adalah satu. Sama seperti sungai dan laut adalah satu” – Khalil Ghibran Hidup dan mati bukanlah dua hal yang berlawanan, tetapi satu kesatuan. Begitulah hukum alam semesta ini yang menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan. Maka jika kita ingin memahami arti kematian, kita harus memahami dulu arti kehidupan, sebab ia berjalan seiring. 14. “Tidak ada yang benar-benar mati sampai riak-riak yang mereka sebabkan di dunia lenyap” – Terry Pratchett Definisi mati menurut Terry Pratchett bukanlah soal tubuh/raga. Saat raga kita sudah mati, tidak bergerak lagi, kita masih akan tetap hidup selama apa yang kita lakukan di dunia ini berpengaruh terhadap orang lain. 15. “Kematian adalah sebuah tantangan. Itu memberi tahu kita untuk tidak membuang waktu. Ia memberi tahu kita untuk saling mengakui bahwa kita saling mencintai” – Leo Buscaglia Kematian itu seperti kita bermain sebuah permainan dengan batas waktu. Jika kita tidak berhasil menyelesaikan tantangan sampai batas waktu yang ditentukan maka kita akan kalah. Maka secara tidak langsung kematian juga mengingatkan kita agar tidak membuang-buang waktu, agar kita tidak berlama-lama menyembunyikan cinta di dalam hati dan segera menebarkan cinta terhadap orang-orang selama hidup. 16. “Hari yang dihabiskan dengan baik membawa tidur yang nyenyak, kehidupan yang dihabiskan dengan baik membawa kematian yang anggun” -Leonardo Da Vinci Jika dalam satu hari kita sibuk bekerja atau melakukan aktivitas yang benar-benar penting dengan baik, maka malam harinya tubuh kita akan lebih nyenyak dalam tidur. Begitu pula dengan kehidupan, jika seumur hidup kita tidak melakukan apa yang seharusnya kita lakukan dengan baik, maka kematian akan menjadi siksaan. Sebaliknya, jika kita menghabiskan usia dengan cara yang baik, kematian adalah hadiah. 17. “Selamat tinggal hanyalah kata yang diucapkan untuk mereka yang mencintai dengan matanya. Bagi mereka yang mencintai dengan hati tidak ada yang namanya perpisahan” – Rumi Kata selamat tinggal biasa diucapkan dalam perpisahan. Namun dua orang yang saling mencintai dengan seluruh jiwanya tidak akan pernah mengalami perpisahan, sebab dua jiwa itu tetap saling terhubung dan tidak terpisah oleh kematian. 18. “Apa nilai hidup jika tidak ada kematian? Siapa yang menikmati matahari jika tidak pernah turun hujan? Siapa yang mendambakan siang jika tidak ada malam?” – Glenn Ringtved Jika kita hidup abadi di dunia ini, bisa jadi kita malah bermalas-malasan dan tidak memanfaatkan hidup yang telah diberikan Tuhan dengan sebaik-baiknya. Sebab kita tahu usia terbatas, maka kita memanfaatkannya dengan baik. Begitu pula dengan semua yang ada di dunia ini, seperti hujan atau terik, siang atau malam, semuanya terbatas dan datang bergantian sehingga kita tahu apa yang harus dilakukan. 19. “Kematian dimulai terlalu dini- hampir sebelum anda berkenalan dengan kehidupan- anda sudah dipertemukan dengan yang lain.” – Tannesse Williams Kematian itu datangnya terlalu cepat dan kita tak pernah siap menghadapinya. Sebab, usia 60-70 tahun hidup seakan tidak cukup untuk memahami arti hidup ini dan tiba-tiba kita sudah mati saja. 20. “Baik api atau angin, kelahiran atau kematian tidak ada yang bisa menghapus kebaikan kita” – Buddha Selama kita hidup, berbuat baiklah. Sebab tak ada yang bisa menghapus kebaikan jika itu sudah kita lakukan. Sementara jika kita melakukan kesalahan, bisa saja itu dimaafkan atau diperbaiki. 21. “Kematian bukanlah kerugian yang besar. Karena kerugian terbesar adalah apa yang mati di dalam diri kita saat masih hidup” – Norman Cousins Kematian sesungguhnya tidaklah membawa kerugian, sebab saat mati kita tidak memiliki apa-apa lagi. Kerugian yang sesungguhnya adalah saat kita hidup, saat kita memiliki hati dan akal pikiran tetapi kita tidak menggunakannya dengan baik. 22. “Kematian adalah cermin dimana makna hidup yang sebenarnya tercermin” – Sogyal Ripoche Kematian adalah cermin kehidupan, itu seperti kita berdiri di depan cermin. Sebab kematian menjelaskan apa esensi hidup yang sesungguhnya dan hidup menjelaskan apa arti kematian yang sesungguhnya. 23. “Pengecut mati berkali-kali sebelum kematian mereka. Lelaki yang gagah berani hanya akan mengalami kematian sekali saja.” – William Shakespeare Seorang pengecut itu terlihat seperti orang yang sudah mati, sebab ia tidak pernah mengambil kesempatan dan tidak pernah berjuang untuk hal-hal yang ia inginkan. Ia seperti orang mati yang tidak bisa melakukan apa-apa dengan tubuhnya. Sementara lelaki yang gagah berani mengambil kesempatan dan berjuang untuk impiannya, ia hanya akan mengalami kematian sekali saja seumur hidup. 24. “Aku siap menemui pencipta ku. Apakah Pencipta ku tidak siap menghadapi cobaan bertemu dengan orang seperti aku adalah masalah lain” – Winston Churcill Bertemu dengan Sang Pencipta adalah hadiah yang sangat amat besar. Melihat diri kita dengan milyaran sel dan saraf-saraf yang rumit ini, pastilah sesuatu yang menciptakan kita sangat hebat dan luar biasa. Disini Winston Churcill ingin menyampaikan bahwa ia akan sangat senang jika bertemu dengan Sang Pencipta. Perkara Sang Pencipta senang atau tidak bertemu dengannya itu masalah lain. 25. “Bukanlah kematian yang harus ditakuti manusia, tetapi ia harus takut tidak pernah memulai untuk hidup” – Marcus Aurelius Selama kita hidup, nikmati saja hidup ini. Mengapa kita harus takut mati? Seharusnya kita takut jika tidak pernah memanfaatkan kehidupan dengan baik. 26. “Kematian tidak lebih berpindah dari satu ruangan ke ruangan yang lain. Tapi ada perbedaan bagi saya, Anda tahu saya buta. Karena di ruangan lain saya bisa melihat” – Helen Keller Kematian itu bukanlah sesuatu yang menakutkan, kita hanya berpindah dari satu dimensi ke dimensi yang lain. Namun bedanya bagi Helen Keller, dia tidak bisa melihat selama hidup di dimensi ini sebab ia buta dan dia percaya di dimensi lainnya dia bisa melihat dengan jelas. Namun, meskipun kita bisa melihat, tetap saja ada perbedaan setelah kita mati nanti. Sebab disana mata kita mampu melihat dengan lebih jelas dan tidak terbatas seperti sekarang ini. 27. “Kematian tidak memadamkan cahaya, itu hanya memadamkan lampu karena fajar telah tiba” – Rabindranath Tagore Kematian bukanlah sesuatu yang suram dan gelap. Justru ialah terang yang sesungguhnya. Sebab perbandingannya adalah hidup ini seperti cahaya lampu, sementara kematian seperti cahaya matahari. 28. “Jika kematian datang, hidup ini hanya akan menjadi masa lalu. Sementara masa depan menawarkan begitu banyak kemungkinan.” Suatu saat nanti, segala hal yang kita lakukan di dunia ini hanya akan menjadi masa lalu, menjadi kenangan yang mungkin tak terlupakan. Sementara kematian menawarkan kita begitu banyak kemungkinan, mengapa kita tidak berpikir lebih jauh? 29. “Banyak orang mati pada usia dua puluh lima namun dikuburkan pada usia tujuh puluh lima” – Benjamin Franklin Anak-anak muda yang usianya masih 20-an terkadang sudah mati sebelum waktunya mati. Dengan kata lain, mereka tidak melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan sebagai anak muda, oleh karena itulah mereka disebut sudah mati. Orang-orang yang tidak memanfaatkan usia mudanya itu seperti bangkai yang bisa bergerak, tinggal menunggu waktunya saja untuk dikuburkan. 30. “Sebagaimana kita bersyukur untuk kelahiran, seperti itu pula seharusnya kita bersyukur untuk kematian. Sebagaimana kita berbahagia dalam hidup seperti itu seharusnya saat kita mati.” Saat anak kita lahir ke dunia, kita sangat bersyukur. Begitu pula orang tua kita dahulu, saat kita terlahir ke dunia ini mereka sangat bersyukur. Tetapi saat kita mati atau seseorang terdekat mati, kita bersikap seperti tidak menerima hal itu. Padahal kematian dan kelahiran itu sama-sama bertujuan baik. Tuhan ingin memberi kita pelajaran lewat kelahiran dan kematian, maka dari itu kita patut mensyukuri keduanya. Akhir Kata Semoga kata-kata bijak renungan malam tentang kematian di atas bisa menambah wawasan dan membuka pikiran kita untuk lebih menghargai nyawa yang telah diberikan oleh Sang Pencipta. Semua yang miliki sekarang tidak lain hanyalah titipan dan sementara saja, maka manfaatkanlah dengan baik. Baca Juga 30 kata-kata Bijak Ali bin Abi Thalib yang Menyentuh Hati 30+ Kata-Kata Self-Reminder Bijak, Pengingat Untuk Diri Sendiri 20 Quotes Bijak Tentang Kehidupan yang Sangat Menginspirasi Mengingat kematian selalu membantu kita untuk menjalani hidup dengan lebih baik, bukan? Sekianlah artikel tentang 30 quotes bijak tentang kematian yang menyadarkan kita. Semoga bermanfaat! Advertisement Kematian Adalah Pasti Dalam Ajaran Agama Buddha – Dalam Hidup Kematian Adalah Pasti, apabila menyangkal kematian serupa saja menyangkal kenyataan. Kelahiran serta kematian merupakan satu paket kehidupan yang tidak bisa dipisahkan. Kala seorang dilahirkan, beliau telah pasti hendak mati sesuatu dikala esok. Jauh saat sebelum agama- agama timbul, yang namanya kematian telah diketahui serta terjalin. Serta tidak seseorang juga dapat kabur dari jeratan kematian. Munculnya seorang Buddha adalah cahaya dalam kegelapan. Buddha mengajarkan untuk tidak menolak atau menakuti kematian, tetapi menerima kematian sebagai suatu kenyataan.. Tidak terdapat yang abadi serta kekal dalam hidup ini. Seluruh yang ialah kombinasi faktor hendak senantiasa hadapi pergantian serta sirna. Tentu kematian hendak menghadiri siapapun yang hidup. Tanpa melainkan, kita seluruh beranjak mengarah kematian. Apabila telah waktunya datang, tidak seseorang juga dapat menjauh dari kematian.. Dalam Dhammapada kalau tidak terdapat satu juga tempat di bumi ini, bagus di langit, di tengah samudra, di dalam terowongan ataupun di pucuk gunung, yang bisa digunakan seorang buat menjauh dari kematian Na antalikkhe na samuddamajjhe, na pabbatānaṃ vivaraṃ pavissa; Na vijjatī so jagatippadeso, yatthaṭṭhitaṃ nappasaheyya maccu. Dhp. 128. Advertisement Kematian akan datang kapan saja tanpa memandang umur, pangkat, status, kekayaan, bagus ataupun jeleknya seorang. Siapapun yang telah dilahirkan, beliau merupakan poin kematian maraṇadhammo. Buddha mengatakan, “ Bagus yang belia ataupun berumur, tidak hirau apakah mereka dungu ataupun bijak, terperangkap oleh kematian. Seluruhnya beranjak mengarah kematian Daharā ca mahantā ca, ye bālā ye ca paṇḍitā; Sabbe maccuvasaṃ yanti, sabbe maccuparāyaṇā. Sn. 578. Bagaikan dedaunan tumbuhan yang gugur, kematian tidak memilih- memilih. Daun- daun yang jatuh tidak cuma yang berumur saja, terdapat yang sedang menguning, terdapat yang sedang hijau, serta apalagi terdapat yang terkini bersemi. Serupa perihalnya dengan kematian, tidak cuma yang berumur saja, yang berusia gagah serta bagak, yang sedang belia, serta apalagi yang sedang kanak- kanak pula hadapi kematian. Ketentuan kematian bukanlah wajib berumur. Hingga siapapun wajib sedia menyambut datangnya kematian yang tidak dapat diprediksi. Kehidupan tidak dapat diprediksi hingga berapa lama seorang hidup. Sebab siapapun tidak ketahui bila kematian hendak tiba. Dalam hidup, seluruh senantiasa berganti serta tidak tentu. Kadangkala terletak di atas serta kadangkala terletak di dasar. Situasi hidup bagaikan cakra yang senantiasa berkeliling. Yang profit tidak selamanya profit. Yang segar tidak selamanya segar. 8 situasi kehidupan, semacam profit serta cedera, dipuji serta dicela, termansyur serta tidak termansyur, senang serta gelisah, senantiasa tiba silih bertukar serta tidak tentu. Tetapi kematian telah pasti hendak tiba. Sebab itu dalam agama Buddha, kehidupan bukanlah tentu addhuvaṃ jīvitaṃ, tetapi kematian telah pasti dhuvaṃ maraṇaṃ; kehidupan bukanlah tentu jīvitameva aniyataṃ, namun kematian merupakan tentu maraṇaṃ niyataṃ. DhpA. III. 171. Metode berfikir Buddhis dalam menyikapi kematian merupakan menyambut kematian selaku perihal yang alami serta jelas. Siapapun wajib bijak dalam menyikapi kematian, bagus dikala memandang orang lain tewas ataupun dikala diri sendiri hendak tewas. Dengan uraian yang betul serta kebijaksanaan, seorang hendak gampang menyambut keberangkatan orang yang dicintainnya, ataupun beliau sendiri hendak tewas dengan hening sebab mempunyai uraian yang betul mengenai kematian. Dhamma menolong menguasai kenyataan kehidupan, bukan menolaknya. Dhamma membimbing buat menyambut realitas, bukan menolaknya. Untuk yang tidak menguasai realitas dengan betul, mereka hendak sedemikian itu terhimpit serta tidak dapat dengan kematian. Sebagian apalagi jadi edan sebab tidak menerimanya selaku realitas. Di era Buddha sedang hidup, seseorang bunda rumah tangga yang bernama Patacara, jadi edan sebab kehabisan banyak orang yang dicintainya. Beliau ditinggal mati suami tercintanya yang dipatuk ular dikala akan mendatangi rumah ibu dan bapaknya. Pada dikala yang serupa, beliau kehabisan kedua putranya, yang satu dibawa oleh kukila raksasa serta yang satu larut terbawa oleh derasnya arus bengawan. Penderitaanya tidak cuma menyudahi hingga di sana. Beliau dengan amat pilu kembali mengarah desa ibu dan bapaknya. Kesedihannya melambung ketika mengikuti kalau ahli keluarganya sudah tewas sebab rumahnya dibakar. Patacara jadi edan sebab terhantam oleh kesedihan yang berkali- kali ini. Kesimpulannya beliau berjumpa dengan Buddha, serta Buddha sukses mengembalikan kesadarannya dengan memberikannya ajakan Dhamma. Kisa Gotami merupakan ilustrasi yang lain. Dikisahkan Kisa Gotami jadi edan serta stress sebab anak salah satunya yang sedang anak tewas. Beliau meratap serta mengembara sembari bawa jenazah buah hatinya kisaran desa, serta teriak- teriak memohon bantu biar buah hatinya dihidupkan kembali. Tetapi tidak seseorang juga menolongnya, sebab mana bisa jadi orang yang telah mati dihidupkan kembali. Kesimpulannya beliau berjumpa dengan Buddha. Di situ Buddha berkata kalau beliau hendak menolongnya, tetapi dia memohon Kisa Gotami buat mencari bulir cabai di rumah masyarakat di mana tidak terdapat kematian di ahli keluarganya. Sehabis mencari ke situ kemari, tenyata tidak satu juga keluarga yang terbebas dari kematian. Maksudnya kalau tiap keluarga tentu sempat kehabisan orang yang mereka cintai. Kesimpulannya Kisa Gotami siuman kalau kematian tidak cuma merenggut putranya saja. Kematian merenggut siapapun yang hidup. Beliau juga kesimpulannya paham arti dari hukum ketidakkekalan. Cara berfikir Buddhis dalam menyikapi kematian adalah menerima kematian sebagai hal yang wajar dan nyata. Buddha manasihati umatnya buat memandang kematian selaku perihal yang alami. Baik bhikkhu ataupun pemeluk biasa kerap dimohon buat senantiasa merenungkan kalau,“ Aku alami hadapi kematian, aku takkan sanggup menjauhi kematian maraṇadhammomhi, maranaṁ anatīto.” Dengan begitu, kita hendak bijaksana menyikapi kematian banyak orang yang kita cintai, serta pula hendak bijaksana dalam menyambut kematian yang dapat menjemput kita kapan saja, karena dalam hidup kematian adalah pasti Semoga artikel yang dibagikan oleh situs tentang ajaran agama Buddha ini bisa membantu Anda didalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ungkapan Buddhis tentang kematian memperjelas bahwa mereka percayakematianadalah bagian dari proses kehidupan, yang terjadi dalam pola siklus kematian dan kelahiran kembali sampai seseorang mencapai Nirwana. Meditasi pada tujuan kematian didorong sebagai sarana untuk mempersiapkan saat-saat terakhir seseorang dengan pikiran yang tenang dan damai dan mencapai Nirvana untuk mengakhiri siklus kelahiran kembali. Ungkapan Buddhis Tentang Kematian Umat ​​Buddha mengakui kepastian kematian sebagai sesuatu yang akan terjadi pada semua makhluk hidup. Ketika Anda dapat menerima kebenaran ini, Anda akan menjalani kehidupan yang lebih memuaskan. 'Hidup tidak pasti; kematian itu pasti.' Kutipan singkat ini merangkum gagasan kematian adalah tak terhindarkan dan tidak pernah dapat dihindari atau dikendalikan. Umat ​​Buddha mengakui ada banyak cara untuk mati. 'Kesehatan yang baik hanyalah cara paling lambat manusia bisa mati,' menurut Panduan Buddhis untuk Kematian, Kematian, dan Penderitaan Dalam Dhammapada dikatakan bahwa Buddha berkata, 'Kamu juga akan meninggal. Mengetahui hal ini, bagaimana Anda bisa bertengkar?' Sentimen dasar di sini adalah tubuh setiap orang akan mati sehingga tidak ada gunanya melawan kematian. Artikel Terkait Ritual Kematian Buddhis 50 Kutipan Ulang Tahun Kematian Ibu Tercinta Bagaimana Budaya Jepang Memandang Kematian dan Sekarat Takut akan Kematian Bagi mereka yang menganut agama Buddha, kematian bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Kutipan dan ucapan ini menangkap pandangan ideal tentang kematian sebagai bagian dari kehidupan yang dapat Anda taklukkan dengan pikiran yang damai. Siklus Kematian Dalam gambaran singkat tentang kepercayaan Buddhis tentang kematian dari BBC , kutipan dari teks-teks kitab suci Buddhis dibagikan. 'Panjang siklus kelahiran dan kematian bagi orang bodoh yang tidak mengetahui jalan yang benar,' mencerminkan gagasan untuk melepaskan diri dari siklus kematian dan kelahiran kembali dengan mencapai Nirvana. Mereka yang mencapai pencerahan tidak akan lagi melihat energi mereka terlahir kembali berulang-ulang. Kematian sebagai Pembuka Buku Hidup dan Mati Tibet oleh Sogyal Rinpoche berbagi pemikiran, 'Mungkin alasan terdalam mengapa kita takut mati adalah karena kita tidak tahu siapa diri kita.' Ketika seseorang tidak tahu apa yang mereka perjuangkan dan tujuan mereka, mereka mungkin takut mati karena itu berarti akhir dari waktu mereka untuk mengetahui keadaan keberadaan ini. Jika Anda memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang diri Anda dan tujuan Anda di dunia ini, Anda dapat menyambut kematian sebagai jalan menuju sesuatu yang lebih. Kebijaksanaan Dari Kematian Dalam frasa , 'Bahkan kematian tidak untuk ditakuti oleh orang yang telah hidup dengan bijaksana,' umat Buddha mengeksplorasi lebih lanjut bagaimana kematian bukanlah akhir akhir yang menakutkan, tetapi bagian dari memperoleh kebijaksanaan. Mereka yang bermeditasi dan mengikuti ajaran Buddha memperoleh kebijaksanaan di luar kesadaran diri mereka sendiri dan menyadari pentingnya kematian. Waktu ini penting tidak hanya untuk rasa diri, tetapi di dunia secara keseluruhan. Orang yang memperoleh pengetahuan ini melalui perenungan tidak akan takut pada apa pun karena semuanya memiliki tujuan yang lebih besar. Refleksi tentang Kematian Buku Hidup dan Mati Tibet berbagi, 'Kematian adalah cermin di mana seluruh makna hidup tercermin.' Karena sentimen ini, umat Buddha menghabiskan hidup mereka bekerja untuk memahami siapa mereka dan apa yang penting tentang hidup dan mati secara pribadi dan secara umum. Buddhis Jepang kata Buddha mengajarkan, 'Bermalas-malas adalah jalan pendek menuju kematian dan rajin adalah jalan hidup; orang bodoh malas, orang bijak rajin.' Idenya adalah mereka yang bekerja keras untuk mencapai Nirwana akan, dan mereka yang tidak bekerja atau bimbang tidak akan melakukannya. Itu Dhammapada berkata tentang mereka yang mencapai pencerahan, 'Di udara mereka naik dan terbang di jalur yang tidak terlihat, tidak mengumpulkan apa pun, tidak menyimpan apa pun. … Gembira dan jernih seperti danau, masih seperti batu di pintu, mereka bebas dari hidup dan mati.' Orang-orang ini tidak menginginkan apa pun dan memiliki pikiran jernih yang memungkinkan mereka untuk berhenti dilahirkan kembali. 'Dunia ini diselimuti kegelapan. Di sini, hanya sedikit yang bisa melihat jalan mereka dengan bebas. Beberapa burung ini lolos dari jaring, dan terbang ke surga.' Kutipan ini dari Dhammapada berbagi gagasan bahwa tidak banyak orang yang akan lolos dari kematian dan kelahiran kembali. Ada banyak gangguan dan keinginan yang menciptakan semacam kegelapan di mana orang tidak dapat melihat melewati keinginan dan kebutuhan mereka sendiri. Menemukan Arti Setiap orang dalam agama Buddha dipandang sebagai energi daripada tubuh atau jiwa. Energi ini mengalir melalui hidup dan mati sampai mengumpulkan kebijaksanaan untuk mencapai pencerahan. Terlepas dari apakah Anda seorang Buddhis, ucapan dan ungkapan tentang kematian ini dapat membantu membuat pengalaman yang tak terhindarkan menjadi tidak terlalu menakutkan.

kata bijak buddha tentang kematian